Yang Penasaran Eksotisme Sumba Yuk ke Festival Sandalwood 2019
A
A
A
WAINGAPU - Eksotis! Indah di kamera! Cantik di online, keren pula di offline. Itulah kalimat singkat untuk menggambarkan Sumba dengan segala potensi pariwisatanya. “Ada momentum bagus nih, ada Festival Sandalwood 2019 digelar 10-15 Juli di sana,” ujar Don Kardono, Staf Khusus Menteri Pariwisata Bidang Komunikasi.
“Puluhan angel foto yang bisa didapat di tanah Sumba. Pegunungan dengan lekak lekuk yang indah. Langit biru tak banyak awan mengganggu. Laut jernih dengan segala pesona di bawahnya, pantai pasir putih yang bening di tangkap kamera! Semua ada di Sumba,” jelas Don Kardono.
Ibarat, melempar kamera dalam posisi on, lalu ditangkap, semua hasilnya layak posting di media sosial. “Karena itu saatnya mengeksplorasi destinasi yang sedang ngehits di Instagram,” jelas Don Kardono.
Mai La Humba. Atau, ayo ke Sumba. Mumpung ada Festival Sandalwood 2019, yang sarat budaya dan tradisi lokal. Meneropong keindahannya, wisatawan bisa menikmati 2 konten utamanya sekaligus. Parade Kuda Sandel dan Expo Tenun Ikat Sumba.
“Jadi bisa dapat dua duanya. Culture nya dapat! Nature nya pun dapat,” ungkap Don Kardono yang juga ketua Tim Kurasi Calendar of Events 2019 Pariwisata Indonesia itu. Sandelwood ini sudah terkurasi dan masuk dalam 100 top event Wonderful Indonesia.
Rangkaian Festival Sandalwood 2019 digelar 10-15 Juli. Diawali Gala Dinner, Rabu (10/7), lokasi event digelar berbeda menurut kontennya. Untuk Parade Tenun Ikat Sumba Timur digelar Kamis (11/7/2019). Venue parade berada di Lapangan Pahlawan, Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Selang berikutnya, Pameran tenun Ikat Sumba Timur dan parade seni budaya digelar masif 12-15 Juli 2019.
Untuk Parade Kuda Sandel, event dilaksanakan Jumat (12/7/2019) pukul 09.00 WITA. Lokasinya eventnya di Padang Savannah Purrukambera, Hamaparingu, Kanantang, Sumba Timur. Bentangan paradenya pun memanjang hingga 6 Km dengan finish di Pantai Purrukambera. Bupati Sumba Timur Gidion Mbiliyora mengungkapkan, Festival Sandalwood menjadi representasi keindahan alam dan budaya.
“Festival Sandalwool adalah event luar biasa. Wisatawan bisa menikmati eksotisnya alam dan budaya di Sumba secara utuh. Apalagi, Sumba ini pulau terindah di dunia. Konten-konten event yang ditampilkan menarik karena kolosal. Semua mencerminkan budaya masyarakat Sumba,” ungkap Gidion, Selasa (2/7/2019).
Sumba memang pulau terindah di dunia. Status ini disematkan oleh Majalah Focus asal Jerman. Pada artikelnya, majalah Focus memberi judul ‘Sumba Kein Tanz, aber ein Traum’. Artinya itu ‘Sumba, Bukan Nama Sebuah Tarian, tapi Sebuah Mimpi’. Jadi favorit, Sumba masuk big three destinasi paling dicari publik melalui Google Search. Periodenya Januari 2017 hingga Juli 2018 dan diukur Google Indonesia.
“Keindahan Sumba sudah mendunia. Jadi, Festival Sandalwood jangan sampai terlewatkan. Mulai atur perjalanan menuju ke Sumba Timur. Apalagi, eventnya sudah dekat. Kami tunggu semuanya di Sumba Timur. Mari berbagi inspirasi dan keindahan melalui Festival Sandalwood 2019,” terang Gidion lagi.
Digelar masif, Parade Tenun Ikat Sumba Timur menampilkan 5 kecamatan di Sumba Timur. Kecamatan penghasil tenun indah tersebut adalah Kanantang, Kambera, Umalulu, Rindi, dan Pahunga Lodu. Lebih unik lagi, tenun ikat dari wilayah itu dibedakan menurut warnanya. Tenun Ikat Kanantang contohnya, memiliki ciri berwarna biru. Pewarnanya diambil dari alam, yaitu memakai wora.
“Sumba memang destinasi wisata luar biasa. Kini Sumba semakin eksotis dengan Festival Sandalwood. Event ini memang menjadi representasi keindahan budaya masyarakat Sumba. Ada tenun, lalu warga di sana juga lekat dengan Kuda Sandel. Melalui sentuhan kemasan barunya, festival ini sangat menarik,” jelas Ketua Tim Pelaksana CoE Esthy Reko Astuty.
Selain tenun ikat, festival juga memotret sisi lain masyarakat Sumba Timur. Parade Kuda Sandel tersebut akan diikuti 5 dari 22 kecamatan di Sumba Timur. Sebut saja, Kecamatan Waingapu, Kambera, Haharu, Kanatang, dan Pandawai. Disajikan menarik, sedikitnya ada 7 tema yang disiapkan dalam Parade Kuda Sandel tersebut. Kesemuanya mencerminkan budaya dan tradisi yang hidup hingga sekarang di Sumba.
Tema Parade Kuda Sandel yang disajikan, diantaranya gambaran prosesi pemakaman raja/bangsawan. Ada juga formasi pengawalan raja di medan pertempuran. Gambaran Kuda Beban yang memikul hasil pertanian juga ditampilkan, selain prosesi berburu atau menjerat kuda liar dengan laso. Warna adat ditampilkan dari prosesi pernikahan. Simbol kekuatan dari Kuda Tunggang hingga Kuda Menari.
“Wisatawan akan mendapatkan banyak experience saat berada di Festival Sandalwood 2019. Ada banyak hal yang didapat dan tentu menjadi pengetahuan baru. Silahkan berkunjung ke Festival Sandalwood ini. Sebab, aksesibilitas menuju ke sana mudah,” papar Asisten Depduti Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenar Muh. Ricky Fauziyani.
Sebagai destinasi, Waingapu terkoneksi secara udara dengan daerah lain. Aksesnya melalui Bandara Waingapu di Sumba Timur. Alternatif lain adalah Bandara Tambaloka di Sumba Barat. Bila ingin puas mengeksplorasi Sumba, wisatawan bisa menyewa motor atau mobil. Banderol rental motor sekitar Rp100 Ribu sehari, lalu mobil dihargai Rp800 Ribu per hari.
Selain transportasi, Sumba Timur juga menawarkan kenyamanan melalui hotel/penginapannya. Lalu, mengacu Traveloka ada 23 hotel yang ditawarkan. Hotel itu diantaranya, Padadita Beach, Tanto, Elvin, Sacca Residence & Resto, hingga Merlin. Ada juga Jemmy Hotel, Morinda Villa & Resto, Maramba Beach & Resort. Komposisi homestaynya seperti Umbo Dhigo, Baim, dan Ama Tukang.
“Festval Sandalwood merupakan event yang dinanti dari Sumba. Sebab, konten yang ditawarkan selalu menarik dan unik. Sumba memang paket terbaik untuk berlibur. Alam dan budayanya eksotis. Selain atraksinya, aksesibilitas dan amenitasnya sangat bagus. Dijamin wisatawan akan nyaman di sana,” tutup Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya yang juga Menpar Terbaik Asia Pasifik.
“Puluhan angel foto yang bisa didapat di tanah Sumba. Pegunungan dengan lekak lekuk yang indah. Langit biru tak banyak awan mengganggu. Laut jernih dengan segala pesona di bawahnya, pantai pasir putih yang bening di tangkap kamera! Semua ada di Sumba,” jelas Don Kardono.
Ibarat, melempar kamera dalam posisi on, lalu ditangkap, semua hasilnya layak posting di media sosial. “Karena itu saatnya mengeksplorasi destinasi yang sedang ngehits di Instagram,” jelas Don Kardono.
Mai La Humba. Atau, ayo ke Sumba. Mumpung ada Festival Sandalwood 2019, yang sarat budaya dan tradisi lokal. Meneropong keindahannya, wisatawan bisa menikmati 2 konten utamanya sekaligus. Parade Kuda Sandel dan Expo Tenun Ikat Sumba.
“Jadi bisa dapat dua duanya. Culture nya dapat! Nature nya pun dapat,” ungkap Don Kardono yang juga ketua Tim Kurasi Calendar of Events 2019 Pariwisata Indonesia itu. Sandelwood ini sudah terkurasi dan masuk dalam 100 top event Wonderful Indonesia.
Rangkaian Festival Sandalwood 2019 digelar 10-15 Juli. Diawali Gala Dinner, Rabu (10/7), lokasi event digelar berbeda menurut kontennya. Untuk Parade Tenun Ikat Sumba Timur digelar Kamis (11/7/2019). Venue parade berada di Lapangan Pahlawan, Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Selang berikutnya, Pameran tenun Ikat Sumba Timur dan parade seni budaya digelar masif 12-15 Juli 2019.
Untuk Parade Kuda Sandel, event dilaksanakan Jumat (12/7/2019) pukul 09.00 WITA. Lokasinya eventnya di Padang Savannah Purrukambera, Hamaparingu, Kanantang, Sumba Timur. Bentangan paradenya pun memanjang hingga 6 Km dengan finish di Pantai Purrukambera. Bupati Sumba Timur Gidion Mbiliyora mengungkapkan, Festival Sandalwood menjadi representasi keindahan alam dan budaya.
“Festival Sandalwool adalah event luar biasa. Wisatawan bisa menikmati eksotisnya alam dan budaya di Sumba secara utuh. Apalagi, Sumba ini pulau terindah di dunia. Konten-konten event yang ditampilkan menarik karena kolosal. Semua mencerminkan budaya masyarakat Sumba,” ungkap Gidion, Selasa (2/7/2019).
Sumba memang pulau terindah di dunia. Status ini disematkan oleh Majalah Focus asal Jerman. Pada artikelnya, majalah Focus memberi judul ‘Sumba Kein Tanz, aber ein Traum’. Artinya itu ‘Sumba, Bukan Nama Sebuah Tarian, tapi Sebuah Mimpi’. Jadi favorit, Sumba masuk big three destinasi paling dicari publik melalui Google Search. Periodenya Januari 2017 hingga Juli 2018 dan diukur Google Indonesia.
“Keindahan Sumba sudah mendunia. Jadi, Festival Sandalwood jangan sampai terlewatkan. Mulai atur perjalanan menuju ke Sumba Timur. Apalagi, eventnya sudah dekat. Kami tunggu semuanya di Sumba Timur. Mari berbagi inspirasi dan keindahan melalui Festival Sandalwood 2019,” terang Gidion lagi.
Digelar masif, Parade Tenun Ikat Sumba Timur menampilkan 5 kecamatan di Sumba Timur. Kecamatan penghasil tenun indah tersebut adalah Kanantang, Kambera, Umalulu, Rindi, dan Pahunga Lodu. Lebih unik lagi, tenun ikat dari wilayah itu dibedakan menurut warnanya. Tenun Ikat Kanantang contohnya, memiliki ciri berwarna biru. Pewarnanya diambil dari alam, yaitu memakai wora.
“Sumba memang destinasi wisata luar biasa. Kini Sumba semakin eksotis dengan Festival Sandalwood. Event ini memang menjadi representasi keindahan budaya masyarakat Sumba. Ada tenun, lalu warga di sana juga lekat dengan Kuda Sandel. Melalui sentuhan kemasan barunya, festival ini sangat menarik,” jelas Ketua Tim Pelaksana CoE Esthy Reko Astuty.
Selain tenun ikat, festival juga memotret sisi lain masyarakat Sumba Timur. Parade Kuda Sandel tersebut akan diikuti 5 dari 22 kecamatan di Sumba Timur. Sebut saja, Kecamatan Waingapu, Kambera, Haharu, Kanatang, dan Pandawai. Disajikan menarik, sedikitnya ada 7 tema yang disiapkan dalam Parade Kuda Sandel tersebut. Kesemuanya mencerminkan budaya dan tradisi yang hidup hingga sekarang di Sumba.
Tema Parade Kuda Sandel yang disajikan, diantaranya gambaran prosesi pemakaman raja/bangsawan. Ada juga formasi pengawalan raja di medan pertempuran. Gambaran Kuda Beban yang memikul hasil pertanian juga ditampilkan, selain prosesi berburu atau menjerat kuda liar dengan laso. Warna adat ditampilkan dari prosesi pernikahan. Simbol kekuatan dari Kuda Tunggang hingga Kuda Menari.
“Wisatawan akan mendapatkan banyak experience saat berada di Festival Sandalwood 2019. Ada banyak hal yang didapat dan tentu menjadi pengetahuan baru. Silahkan berkunjung ke Festival Sandalwood ini. Sebab, aksesibilitas menuju ke sana mudah,” papar Asisten Depduti Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenar Muh. Ricky Fauziyani.
Sebagai destinasi, Waingapu terkoneksi secara udara dengan daerah lain. Aksesnya melalui Bandara Waingapu di Sumba Timur. Alternatif lain adalah Bandara Tambaloka di Sumba Barat. Bila ingin puas mengeksplorasi Sumba, wisatawan bisa menyewa motor atau mobil. Banderol rental motor sekitar Rp100 Ribu sehari, lalu mobil dihargai Rp800 Ribu per hari.
Selain transportasi, Sumba Timur juga menawarkan kenyamanan melalui hotel/penginapannya. Lalu, mengacu Traveloka ada 23 hotel yang ditawarkan. Hotel itu diantaranya, Padadita Beach, Tanto, Elvin, Sacca Residence & Resto, hingga Merlin. Ada juga Jemmy Hotel, Morinda Villa & Resto, Maramba Beach & Resort. Komposisi homestaynya seperti Umbo Dhigo, Baim, dan Ama Tukang.
“Festval Sandalwood merupakan event yang dinanti dari Sumba. Sebab, konten yang ditawarkan selalu menarik dan unik. Sumba memang paket terbaik untuk berlibur. Alam dan budayanya eksotis. Selain atraksinya, aksesibilitas dan amenitasnya sangat bagus. Dijamin wisatawan akan nyaman di sana,” tutup Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya yang juga Menpar Terbaik Asia Pasifik.
(akn)